Oleh : Agung H. Pradityo
Fresh graduate, adalah
sebuah istilah yang sesuai arti harfiah
nya adalah tamatan baru atau lulusan baru. Bagi kalian yang terutama baru
menyandang gelar fresh graduate setelah ujian akhir di tingkat SMA / SMK, tentunya
belum ada bayangan apapun tentang masa depan kalian. Hal ini sudah biasa
terjadi karena minimnya peran orang tua di Indonesia untuk memotivasi sekaligus
mengarahkan masa depan anak.
Apalagi kebanyakan dari
kita berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Tentunya belum terlalu dalam
mengenal dunia kerja. Berbeda dengan kalangan menengah atas yang bahkan sebelum
anak-anak mereka lulus sudah memiliki program tertentu sehingga bisa
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi bahkan sampai melanjutkan
pendidikan di luar negeri.
Perbedaan orang tua dari
kalangan menegah ke bawah dan menegah ke atas
Berdasarkan dari
pengalaman yang saya alami sejak mengenal beberapa orang yang menjadi inspirasi
tulisan ini. Ya, dia adalah bos saya sendiri, pemilik perusahaan tempat saya
bekerja. Yang kebetulan memiliki anak yang persis seumuran dengan saya.
Beliau pekerja keras,
beranjak dari tamatan SMA beliau merintis bisnis secara perlahan. Dari hanya
memiliki peternakan ayam skala kecil hingga memiliki perusahaan multinasional.
Saat ini hampir di seluruh kota besar di Indonesia perusahaanya beroperasi. Dan
saya hanya sebgaian kecil dari seluruh bisnis besar yang beliau miliki.
Beliau emiliki 3 orang
anak, dan sejak kecil beliau sudah mempunyai program untuk anak-anaknya. Bahkan
semenjak duduk di bangku SMP, English is
a must (bahasa inggris adalah sebuah keharusan). Tentunya hal ini bukan
hanya sekedar untuk menghabiskan uang hanya untuk sekedar memberikan aktivitas
belajar untuk sang anak. Tetapi beliau menginginkan anak-anaknya bisa kuliah di
perguruan tinggi yang ada di luar negeri.
|
Lulusan Luar Negeri |
Coba bayangkan bagaimana kita
bisa menimba ilmu di negeri lain jika kita bahkan tak bisa menguasai bahasa
dunia yaitu bahasa Inggris. Disini kita bisa simpulkan bahwa sang pemilik
perusahaan membangun bisnis nya dengan susah payah dan akan diserahkan kepada
anak-anaknya kelak suatu saat nanti setelah merka siap memimpin perusahaan ini.
Untuk itu beliau menyiapkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya agar bisa
menggantikanya di masa depan.
Lalu bagaimana dengan
orang tua dari kalangan menengah kebawah? Pernahkah anda mendengar pesan ini
dari orang tua anda?
“Nak,
kalau sudah besar nanti belajar yang pintar.. Supaya bisa cepat kerja jadi
orang sukses.”
|
Lulusan Dalam Negeri |
Terus terang itulah
kata-kata yang keluar dari mulut kedua orang tua saya. Bahkan tak jarang saya
mendengar hal yang sama saat saya sedang berkunjung ke tempat sahabat – sahabat
kecil saya sewaktu saya masih kecil.
Kebanyakan dari orang tua
menegah kebawah memberikan mindset yang salah semenjak kita kecil. Karena untuk
menjadi sukses itu buakan hanya harus rajin belajar, dapat nilai terbaik, lulus
dari sekolah, lalu bekerja. Kebanyakan orang tua kita bangga jika anaknya sudah
memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan. Apalagi jika sudah menjadi karyawan
tetap.
Lalu apa yang terjadi di
masa depan? Kembali ke cerita saya tentang bagaimana orang tua pemilik tempat
saya bekerja saat ini mendidik anak mereka dengan baik sert menyiapkan program
untuk masa depan mereka. Di saat yang sama, orang tua kami sama-sama bekerja
keras. Perbedaanya terlihat pada hasil akhir nya, saat ini anak beliau menjabat
sebagai Manager HR sekaligus bersiap memimpin anak perusahaan sebagai direktur
utama yang sedang dalam proses start up. Dan saya masih menjabat sebagai staff.
Jangan dilihat dari sudut
pandang garis keturunan, secara kasat mata dan logika tentunya hal itu wajar
saja. Seorang pemilik perusahaan mewariskan perusahaan yang didirikanya kepada
ahli warisnya, yaitu sang anak.
Tetapi apabila dilihat
dari latar belakang pendidikan pun, sya tak bisa bersaing dengan sang penerus
tahta. Karena begitulah kenyataan yang ada, meskipun kami sama-sama sarjana. Namun
kualitas sarjana kami berbeda. Gelar sarjana yang didapat di luar negeri
memiliki standar gaji yang berbeda jauh dengan gelar sarjana lokal.
|
Menegah Ke Atas |
|
Menengah Ke Bawah |
Lalu apa yang harus
dilakukan?
Perubahan dalam diri
seseorang tergantung dari kesadaran diri yang timbul dari keinginan di dalam
hati untuk menjadi lebih baik. Jika anda belum bisa menjadi lebih baik dari
orang lain, makalah jadilah lebih baik dari anda yang kemarin.
Artikel ini saya sampaikan
kepada teman-teman, bukan hanya sekedar ingin memamerkan sebuah karya tulis.
Jika anda menuliskan kata “karya tulis” dalam situs pencari google, maka anda
akan menemukan ribuan bahkan jutaan karya tulis yang kualitas nya lebih baik
dari tulisan saya.
Cambuk diri anda!
Merenunglah.. Pikirkan berada di garis mana ekonomi keluarga anda saat ini.
Pikirkan apa yang harus dilakukan untuk menjadi lebih baik. Jika jawaban anda
adalah bekerja, maka untuk apa anda bekerja? Jika pilihan anda kuliah untuk apa
anda kuliah? Bekerja untuk mencari uang? Atau kuliah untuk bisa bekerja?
Jadi saya harus bekerja
atau kuliah?
Bekerja mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan keluarga adalah hal yang baik. Pertanyaan saya untuk
anda :
“
Lalu sampai kapan anda ingin bekerja? Apakah seumur hidup anda untuk bekerja? “
Jika itu yang ada dalam
pikiran anda, maka anda hanya mengulang kesalahan orang tua anda. Lihat dimana
anda duduk sekarang. Kursi staff atau kursi direktur? Disanalah anak-anak anda
kelak.
Sebaiknya anda bekerja
untuk tujuan yang pasti. Tidak hanya untuk mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga setiap hari. Pikirkan dan buat program yang baik untuk masa
depan anak anda sebaik-baiknya.
Anda juga perlu
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena tidak mungkin anda
selamanya bekerja dalam sebuah perusahaan yang nyaman menggaji anda sesuai
dengan kebutuhan. Tidak ada yang bisa menjamin perusahaan anda tetap berdiri
selama-lamanya bukan?
Bagaimana jika
sewaktu-waktu perusahaan tempat anda bekerja bangkrut? Apakah anda akan melamar
ke perusahaan lain dengan level yang sama? Jika perlu sambil anda mempersiapkan
masa depan untuk keluarga, membangun sebuah bisnis kecil yang mungkin suatu
hari nanti kelak menjadi besar setelah anak-anak anda siap bukanlah ide yang
buruk.
Tetapi saya mendapatkan
kesempatan untuk kuliah
Melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi juga bukan sebuah keputusan yang salah. Namun pilihan
anda ini juga harus memiliki sebuah tujuan. Tidak hanya sekedar mencari nilai
yang baik lalu lulus dengan predikat Cumlaude.
Jika anda bisa kuliah
sambil mengembangkan kemampuan kepemimpinan anda dalam berorganisasi, aktif
dalam melakukan riset bahkan berprestasi dalam karya tulis akan menjadi nilai
lebih untuk anda di masa depan. Cari tau bagaimana anda bisa mengambangkan diri
anda menjadi lebih baik dan berpengetahuan luas.
Karena menjadi lulusan
terbaik dengan segudang pengalaman organisasi anda, apalagi dengan bakat –
bakat khusus yang anda miliki bisa membawa anda lebih tinggi dari hanya sekedar
bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang staff.
Lagipula yang dilihat oleh
para perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan bukan hanya dilihat dari nilai
terbaik. Tapi bagaimana anda bisa membawa diri anda ke dalam lingkungan kerja
yang kompetitif dan bisa menunjukkan bahwa anda layak bergabung sebagai seorang
professional muda.
Semoga bisa memberikan
pencerahan untuk teman – teman sekalian.
|
Modal Untuk Sukses |
Cheers
Sumber gambar ilustrasi diambil dari berbagai sumber lewat google
Belum ada tanggapan untuk "Fresh Graduate, mau kerja atau kuliah?"
Posting Komentar